mengeluh hatimu yang duka
serabut minda yang tidak berkesudahan
setiap kali itu juga kau
berdiri di tebing yang tinggi
merenungkan keputusan
apakah sekarang masanya untuk
menamatkan cerita hidup ini?
aku juga telah menitip
beberapa puisi agar kita berdua
menutup lembaran kisah ini dengan
seni dan coretan kalimah-kalimah indah
namun, aneh.. begitu aneh
aku dan kau masih hidup,
masih bernafas dan masih menjengah
realiti yang kita jalani di dunia ini
meski menanggung kekosongan
dalam hidup yang serba kacau ini
entah ia sebuah ironi
atau rahmat tuhan menyelamatkan kita
dari penamat yang mendukacitakan?
entahlah.... aku pun tidak tahu...