malam yang sungguh ia gelap,
malam yang aku bersendiri,
malam yang aku terbuai hanyut
dalam mimpi penuh ragam,
aku terdampar dalam arusnya,
merentasi beraneka ceritanya,
mengalami pelbagai rasa,
aku terbelenggu tanpa rela,
bicaraku kelu dan gerakku terpaku,
deriaku tertutup rapi dan terkambus
menjadi watak rawak dipaksa,
celoteh-celoteh drama telah aku kenal,
benci, dengki, berang, geram,
duka, hiba, pilu, pedih, nestapa,
girang, seronok, tawa, tangis,
khianat, dendam, dusta, kekosongan,
murung, kehampaan, amukan, rintihan
semuanya berulang sama serupa,
tidak pernah kenal jemu lagi lesu,
perlahan-lahan ia merobek
wajah korup diri di balik kulitku,
ah! bagai ia sebuah hukuman langit
terus menerus menyeksa aku
sudah sirna belas dan kasihannya…
di kau malam yang sungguh ia sepi,
entah berapa kali aku telah bertaubat
lalu aku mengulangi dosa yang sama,
berapa kali aku memohon penyucian diri,
akhirnya ku palitkan jiwaku dengan noda,
sudah berapa banyak ku tebus kesalahanku,
tetapi ku tetap menukar ganti nista dan budi
sudah berapa banyak masa kehidupan
aku sia-siakan tanpa rasa bersalah,
terus-menerus meneguk kelalaian
menjadi sang mabuk keasyikan
bermundar-mandir tanpa arah
tanganku menadah, namun daku masih
berdegil enggan tunduk tengadah
wahai yang mendengar munajat malamku,
malam yang aku menelusuri introspeksi,
malam yang hanya aku bersendiri,
siapakah lagi yang akan menghulurkan keampunan
pabila insan itu tersungkur di serpihan kehinaan?
siapakah lagi yang akan mengalirkan rahmat
setelah terpadam kisah dendam dan sengketa?
siapakah lagi yang mampu mengerti
suara hati pada masa ia terungkap menzahir?
siapakah lagi yang sudi mendengar setulusnya
tatkala jiwa ini terhambat di kekosongan?
siapakah lagi yang akan membalas tindakan
sewaktu kedustaan dan kerancuan kian parah?
inilah malam yang sungguh sepi,
malam yang tidak ku kedengaran akan sesuatu,
malam yang hanya aku bersendiri,
semestinya apa yang aku bakal menjadi?
memanifestasikan siapalah aku yang ini?
membawa diriku melangkah ke esok hari?
ke mana arah ku harus bawakan?
kedustaan apakah senantiasa berterusan?
tuah apa menanti mempelawa aku di sana?
derita apa yang sudah lama berkesumat padaku?
apakah pemaknaan yang kan aku lahirkan?
supaya malam melabuhnya sepi ini
agar aku di sini yang bersendiri
terluang dengan kesyahduan dan kedamaian?
walau apa jua keadaan diriku
meski beraneka peristiwa menyambut tiba
inilah malam yang sungguh ia sepi,
inilah malam hanya aku bersendiri,
malam nan ia kelam dan suram,
malam yang aku panjatkan munajat,
malam yang aku menyelusuri introspeksi diri,
malam yang ku nikmati kesyahduannya…
aku terbuai hanyut di dalamnya…
-26 Oktober 2014-
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=3010793585637881&set=pb.100001218067654.-2207520000.1572194238.&type=3&theater

No comments:
Post a Comment